Sabtu, 9 Oktober 2010 | 13:33 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan keterangan pers di Ruang VIP Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (5/10/2010) siang terkait pembatalan lawatannya ke negeri Belanda.
JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan alasan untuk memberi kesempatan bagi tim tanggap darurat agar fokus menyelesaikan tahap awal penanganan korban, proses evakuasi dan tanggap darurat lainnya, presiden Susilo Bambang Yudhoyono menuda kunjungannya ke lokasi bencana di kota Wasior Provinsi Papua Barat.
Hal itu diungkapkan oleh jubir presiden Julian Aldrin Pasha kepada Kompas Sabtu (9/10/2010) siang ini. Sebelumya, presiden berencana meninjau ibukota Teluk Wondama yang diterjang banjir bandang tersebut pada Minggu pagi besok. Semula, kunjungan presiden dilakukan hingga Selasa.
"Ya benar , presiden menunda mengunjungi korban bencana banjir bandang Wasior, karena presiden ingin memberi kesempatan bagi tim untuk menyelesaikan tahap awal pascabencana tersebut. Presiden tidak ingin kedatangannya justru menjadi beban bagi aparat yang sedang bekerja keras untuk menangani korban yang tertimbun ataupun yang sedang dalam pencarian serta proses evakuasi," ujar Julian.Presiden, lanjut Julian, menjadwalkan kembali kunjungannya ke Wasior pada Rabu (13/10/2010) hingga Jumat mendatang. "Berangkatnya mungkin pada Rabu atau Kamis, ujarnya.
Julain menambahkan, pada Jumat malam kemarin saat bertemu dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, presiden mendapat masukan bahwa tim penanggulangan sedang memprioritaskan penanganan dan pertolongan korban.
"Jadi, presiden sangat mengerti untuk terpakasa menunda peninjauan tersebut," ungkapnya.
Julain menambahkan, secara bercanda Syamsul Ma'arif menyatakan, sebetulnya presiden SBY tidak perlu datang pun tidak apa-apa, Yang penting adalah bantuan presiden yang ditunggu-tunggu.
Namun, presiden menanggapi, selain bantuan, dirinya harus hadir dan berada di tengah-tengah korban. yang memerlukan perhatian dari dirinya selaku kepala pemerintahan.
Lebih jauh, Julian mengatakan bahwa bantuan presiden senilai Rp 2 Miliar dalam bentuk pakaian, makanan, selimut dan lain-lainnya sudah dikirimkan dan diterima tim penanggulangaan bencana.
"Semula dengan kunjungan Minggu besok, presiden menggunakan 2 KRI TNI AL yang mengangkut bantuan tambahan serta rombongan. Dua kapal tersebut akan langsung berlayar menuju teluk Wondama, namun transit terlebih dahulu di Manokwari," ujarnya
Akan tetapi, presiden tidak jadi berangkat besok. Presiden hanya akan berangkat dengan satu KRI saja, sedangkan KRI yang memuat bantuan tetap akan diberangkatkan besok pagi, demikian Julian.
Hal itu diungkapkan oleh jubir presiden Julian Aldrin Pasha kepada Kompas Sabtu (9/10/2010) siang ini. Sebelumya, presiden berencana meninjau ibukota Teluk Wondama yang diterjang banjir bandang tersebut pada Minggu pagi besok. Semula, kunjungan presiden dilakukan hingga Selasa.
"Ya benar , presiden menunda mengunjungi korban bencana banjir bandang Wasior, karena presiden ingin memberi kesempatan bagi tim untuk menyelesaikan tahap awal pascabencana tersebut. Presiden tidak ingin kedatangannya justru menjadi beban bagi aparat yang sedang bekerja keras untuk menangani korban yang tertimbun ataupun yang sedang dalam pencarian serta proses evakuasi," ujar Julian.Presiden, lanjut Julian, menjadwalkan kembali kunjungannya ke Wasior pada Rabu (13/10/2010) hingga Jumat mendatang. "Berangkatnya mungkin pada Rabu atau Kamis, ujarnya.
Julain menambahkan, pada Jumat malam kemarin saat bertemu dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, presiden mendapat masukan bahwa tim penanggulangan sedang memprioritaskan penanganan dan pertolongan korban.
"Jadi, presiden sangat mengerti untuk terpakasa menunda peninjauan tersebut," ungkapnya.
Julain menambahkan, secara bercanda Syamsul Ma'arif menyatakan, sebetulnya presiden SBY tidak perlu datang pun tidak apa-apa, Yang penting adalah bantuan presiden yang ditunggu-tunggu.
Namun, presiden menanggapi, selain bantuan, dirinya harus hadir dan berada di tengah-tengah korban. yang memerlukan perhatian dari dirinya selaku kepala pemerintahan.
Lebih jauh, Julian mengatakan bahwa bantuan presiden senilai Rp 2 Miliar dalam bentuk pakaian, makanan, selimut dan lain-lainnya sudah dikirimkan dan diterima tim penanggulangaan bencana.
"Semula dengan kunjungan Minggu besok, presiden menggunakan 2 KRI TNI AL yang mengangkut bantuan tambahan serta rombongan. Dua kapal tersebut akan langsung berlayar menuju teluk Wondama, namun transit terlebih dahulu di Manokwari," ujarnya
Akan tetapi, presiden tidak jadi berangkat besok. Presiden hanya akan berangkat dengan satu KRI saja, sedangkan KRI yang memuat bantuan tetap akan diberangkatkan besok pagi, demikian Julian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar